Detik itu tiba jua, meski jiwa belum pernah rela. Detik itu datang akhirnya, meski hati belum sempurna menghadapinya. Saat kau pergi, kami masih dahaga kasih. Kau berjasa. Mendidik hati manusia Melayu mengenal Pencipta. Aku gagal mengempang air mata, tatkala perkhabaran perpisahan bergema di cuping telinga. Ku sembunyikan garisan sedihku di balik senyuman penuh keyakinan. Ku pasti seangkatan sahabat satu pemikiran turut menangisi perpisahan ini. Tapi kami terhibur dengan amanatmu, "Jangan kalian sedih, ketetapan Tuhan pasti ada hikmahnya. Kalian mungkin tidak nampak jasadku, tetapi aku pasti di dalam hati kalian, ada aku. Sepertimana kalian berada dalam hatiku".
Amanatmu aku genggam, ilmu yang kuperoleh darimu, ku biarkan menguasai diriku, agar dengan itu pertemuan dan perpisahan ini, mendapat berkat dariNya, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Terima kasih Dr Yaacob, budimu selamanya, mga Tuhan melindungimu dalam setiap gerak langkahmu. Ku mengharapkan adanya pertemuan kita yang kedua, kalau bukan di atas dunia, di sana nanti dalam rahmatnya.
No comments:
Post a Comment